Jumat, 22 Januari 2016

Indahnya Baturraden, Purwokerto

Jumat, 25 Desember 2015, aku dan keluargaku sepakat untuk menikmati liburan di Baturraden, antara lain Kebun Raya Baturraden, Pancuran Pitu, dan Telaga Sunyi. Jarak antara lokasi liburan dengan rumah ku kurang lebih 9 (Sembilan) kilo meter. Aku akan memamerkan petualangan yang bisa di dapat dengan harga yang murah meriah dan bersahabat ini.

Kita mulai dari pintu masuk, yang selama ini dikenal sebagai pintu masuk Bumper atau Bumi Perkemahan Baturraden atau disebut juga sebagai Gerbang Utama Wana Wisata Baturraden.
Aku dan keluarga memilih untuk membeli tiket Terusan Wisnu, yang artinya aku dan keluargaku bisa menikmati 3 lokasi (Kebun Raya Baturraden, Pancuran Pitu, dan Telaga Sunyi) hanya dengan harga Rp. 20,000,- per orang dan Rp 10,000,- untuk membayar tiket masuk kendaraan roda 4. (murah sekali bukan?????) 
Perjalanan dari pintu masuk atau parkir bawah, kita menemukan eksotisme alam yang masih alami, walaupun beragam ekosistem tumbuhan merupakan tamanan industri seperti Damar. Damar merupakan pohon yang secara industri diambil getahnya (resin). Getah pohon Damar sendiri merupakan bahan pokok untuk pernis, cat, tinta, kemenyan dan kosmetik. Beragam tanaman juga menyebar disepanjang perjalanan seperti paku-pakuan dan bunga-bunga yang menarik yang sengaja ditaman oleh Perhutani sebagai keindahan.
Sampailah kita di Kebun Raya Baturraden, yang jaraknya kurang lebih 1,5 kilo meter dari Gerbang Utama Wana Wisata.




Kebun Raya Baturaden mengusung tema “Tanaman Pegunungan Jawa”. Diharapkan menjadi kawasan konservasi dan pelestarian aneka tanaman khas pegunungan Pulau Jawa bahkan menjadi Taman “Flora of Java“. Kebun raya dengan luas mencapai 143,5 hektar ini berlokasi di lereng selatan Gunung Slamet dengan ketinggian antara 600-700 meter dpl. Suhu udaranya sejuk (berkisar antara 20-30 derajat Celcius) dengan curah hujan antara 5.000-6.174 mm/tahun dan tanah yang berjenis latosol berwarna merah kecoklatan.



Taman Liana (tumbuhan merambat), merupakan salah satu spot tanaman yang telah dibangun di dalam Kebun Raya Baturaden. Hemmm, cuantik kan????? 




Hemmm, berasa dimana githu.
Peringatan kepada pengunjung untuk selalu hati-hati juga bisa kita lihat di sepanjang perjalanan menuju lokasi.

Setelah melewati lika-liku jalanan yang begitu indah, sampailah kita di Sumber Air Panas Pancuran 7 Baturraden.
Pintu masuk Sumber Air Panas Pancuran 7 Baturraden, berhubung aku dan keluarga sudah membeli tiket terusan, jadi kita tinggal menunjukkan tiket masuk ke petugas yang sedang berjaga. 
Aku sudah berada di ketinggian, lihatlah pemandangan dibelakangku, kota Purwokerto dan sekitarnya.

Hemmm, sejuknyo beraso.
Selalu ada peringatan untuk kebaikan kita bersama.
Untuk dapat menikmati suasana di Pancuran 7, aku dan keluargaku harus melalui kurang lebih 255 anak tangga (turun & naik kurang lebih 510 anak tangga). Keren kan sobat????? lolos naik gunung lah yow????? hahayyy
Tapi tetap aja lemak di tubuhku ini enggan pergi, karena begitu sampai bawah, W.O.W banyak yang jualan makanan berlemak (mendoan dan teman-temannya). Hahayyy
 
Setelah menuruni kurang lebih 255 anak tangga. Tarrrrraaaaa, Subhanallah, aku melihat sebuah eksotisme alam yang luar biasa KEREN “Pancuran Pitu”. Pancuran Pitu berasal dari bahasa Jawa, pancuran berarti air terjun (water fall) dan pitu berarti tujuh. Jadi Pancuran Pitu artinya sebuah air terjun yang berjumlah tujuh. Pancuran Pitu memiliki tinggi sekitar 1 meter, yang menarik dari Pancuran Pitu adalah tujuh buah lengkungan air terjun yang tercipta akibat aliran air panas (belerang) secara terus menerus. 



Di Pancuran Pitu banyak jasa memijat dengan media belerang dengan memasang tarif Rp. 10.000,- untuk sekali pijat refleksi (kaki kanan dan kiri). Namun berhubung sang suami memijat seluruh bagian tubuhnya + berendam jadi dikenakan tarif Rp 60,000,-.

Air panas mengandung belerang yang mengalir selama ratusan tahun tanpa henti ini menyisakan endapan belerang berwarna kekuningan pada tebing, sehingga kemudian di sebut sebagai Tebing Belerang.

 Kapan kalian ke sini kawan?????


Setelah kita menikmati indahnya kebesaran Allah di Pancuran 7, aku dan keluargaku melanjutkan perjalanan menuju ke Telaga Sunyi, dimana letaknya berada kurang lebih 2 kilo meter dari Gerbang Utama Wana Wisata Baturaden. Sesuai dengan namanya “Telaga Sunyi” memang merupakan sebuah sungai yang begitu hening dan sunyi. Keadaan udara dan alam di sekitar sungai Telaga Sunyi ini masih sangat segar dan alami.













Saatnya pulang, yeyeye.
See you next time Baturraden.....